
Teluk Dalam adalah ibu kota Kabupaten Nias Selatan, untuk sampai ke sana membutuhkan usaha ekstra. Transportasi ke daerah ini masih tergolong sulit. Dibutuhkan waktu berjam-jam, bahkan bisa menghabiskan waktu satu hari, untuk bisa sampai di kabupaten baru ini.

Komunikasi menggunakan telepon dari dan ke kabupaten ini juga terbatas. Telepon terbilang barang mewah. Sambungan telepon sebanyak 369 hanya terpusat di Teluk Dalam engan memanfaatkan sambungan dari Gunungsitoli. Tidak ada sinyal telepon genggam di kabupaten ini. Waspada, bila listrik padam, warung telekomunikasi bisa tidak berfungsi.
Keterbatasan sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi juga menjadi kendala di daerah ini. Dari 212 desa, sekitar 60 persen tidak terjangkau kendaraan roda empat, bahkan roda dua sekalipun. Jalan yang menghubungkan Teluk Dalam dengan seluruh ibu kota kecamatan sekitar 80 persen rusak parah, banyak jembatan dalam kondisi rusak. Perlu keahlian khusus mengendarai kendaraan di antara papan penopang jembatan. Informasi ini diharapkan tidak menciutkan naluri petualang anda.

Perubahan cuaca yang drastis sering mengubah jadwal penerbangan dari lapangan terbang perintis di Pulau Tello. Bukan hal aneh bila penerbangan terpaksa dibatalkan karena kondisi cuaca yang buruk.
Potensi wisata wilayah ini terletak pada jalur yang disebut Segitiga Emas Industri Pariwisata Nias Selatan, yakni Kecamatan Lolowa’u, Gomo dan Pulau-pulau Batu. Porosnya adalah Omo Hada, di mana terdapat rumah tradisional di Desa Bawomataluo, Kecamatan Teluk Dalam.
Berada di Desa Bawomataluo seakan anda terlempar ke masa silam. Deretan rumah tradisional terbuat dari kayu dengan arsitektur khas Nias ini dihuni sebagai mana layaknya kompleks perumahan. Ukiran batu megalitik menghias di beberapa tempat. Di perkampungan itu anda bisa menyaksikan tradisi hombo batu atau lompat batu.

Meski beberapa kali diadakan lomba berselancar tingkat internasional di Pantai Sorake, lokasi ini tidak tertata rapi. Sepanjang pantai Lagundri dan Pantai Sorake terdapat penginapan murah meriah dengan sewa penginapan sekitar Rp 20.000 per malam.
Untuk mempermudah akses ke wilayah ini, sedang diupayakan membangun lapangan terbang. Salah satu dari tiga wilayah yaitu Kecamatan Teluk Dalam, Lahusa, dan Amandraya menjadi pilihan pembangunan bandar udara yang membutuhkan lahan seluas 200 hektar tersebut.
Nias memang baru tertimpa bencana tsunami, tapi pembangunan kembali untuk memperbaiki wilayah yang porak poranda ini tetap dijalankan. Wilayah ini tengah berbenah. Ombak pantainya tak berkurang keindahannya, tetap bergulung memikat dan mengundang nyali anda.
Sumber : Perempuan